Meskipun aku meyakini sepenuh keyakinan
bahwa Tuhanku maha mengetahui akan segala
namun setidaknya surat ini sebagai wujud penghambaanku pada-Mu
sebait tertulis hampa
karena sebelum tersurat telah Engkau rebut
lalu Engkau mencandaiku
sampai aku menangis bak anak ingusan pada ibunya
Engkaupun tersenyum..
dan seka air mataku
bahkan Kau pangku aku dalam dekapan manja-Mu
hingga aku terkulai... tertidur
Saat kamu telah berdarah-darah..
sekelilingmu akan memandang
bahwa darahmu mengotorinya...
tanpa peduli sedikitpun pada lukamu..
Padahal luka dan darahmu itu untuk mereka..
Tetaplah diam dan berusaha tersenyum..
Karena itu akan menghentikan semua..
Bersandarlah sesaat meski pada pohon berduri
Karena saat ini...
sandaran lebih kau butuhkan daripada duri yang menusuk punggungmu.
Tetap fokus untuk menghadapi hantaman dari luar..
meski kadang benturan pun, kau rasakan dari dalam..
tapi ingatlah..
yang di dalam itu kawan seperjuanganmu..
bukan musuhmu.
Lupakan pedih di matamu..
Anggap airmatamu adalah air garam..
Yang bila tumpah keluar hanya menambah pedih luka di matamu.
Antapani, 8 Nov 2023