Rabu, 12 Oktober 2016

"TERIMAKASIH KEMUNAFIKAN"



“TERIMAKASIH KEMUNAFIKAN”

Ketika ikhlas sebatas slogan
Maaf sekedar pelengkap  jargon

Kala kita bersua dan bercengkrama mesra
Tak lupa sunggingkan senyum seakan mengusung damai
Namun hati terserak pecahan kaca…

Dan kita tahu… sebenar-benarnya tahu
Meski tidak saling terbuka…

Andai ikatan ini bertahan…
Mesti kah kita berterimakasih pada kemunafikan
Yang jelas tegak bertahan…  dibanding ketulusan
Meski hanya pada diri sendiri

Naudzubillah…….

PENGEMBARA 2



Pengembara……
Berpegang sabda Pandita
Harum lumpur ladang….  baginya semerbak pijak surgawi
Sejuk bayu ilalang,  laksana nafas bidadari
Berjuanglah Pengembara… bertekad baja,  berazam untuk berbagi….

Sampailah di negeri obsesi…

Lumpur yang ada adalah imitasi
Angin yang ada hanya imaji
Sebatas dongeng fantasi dari negeri para pemimpi bijak

Sekelilingmu tersenyum… namun bukan karena bangga
Senyum mengisyaratkan umpatan naïf..
Karena mereka tidak lagi butuh  hasil panenmu…
Kini… mereka sudah makan plastik dan berbagai imitasi

Cangkulmu, parangmu, dan juga kerbau bajakmu
Masihkah dibutuhkan??

Pengembara…
Engkau  terasing…. Di tanah keyakinanmu
Engkau tetap berpijak di pematang ikhtiarmu

Katanya demi mereka….
Padahal mereka sudah mengangkang, melayang tidak lagi di atas pematang
Petani handalpun kini sudah berpindah jiwa
Apakah engkau yang telat datang, hingga ditinggal di landasan zaman…??

13 Okt 2016

Selasa, 04 Oktober 2016

PENGEMBARA





“Wahai pengembara
Untuk apa kau bangga dengan pelana
Jika kuda kau tinggal di bawah sadarmu
Kau teriak… namun hanya dirimu yang terpekik..
Kafilah pun  tetap dengan langkah tak berjejak…

Tutuplah matamu dan pandanglah
Tutuplah telingamu dan dengarlah

Bukan…..!
Bukan dengan congkak tundukmu

Jiwa duduk bersimpuh  tawadhu namun dalam tikar kesombongan
Bersembunyi namun lantang mengabari
Berbisik  namun tetap berisik…………”


04 Okt 2016

Rabu, 21 September 2016

Khayalan Pucuk Merah merekah di Langgeng yang Berkah


PUCUK MERAH

Pucuk Merah. Tanaman yang dikenal dengan nama pucuk merah atau dalam bahasa latinnya bernama Syzigium oleina merupakan tanaman yang berciri khas memiliki daun yang berwarna merah dan hijau. Daun tumbuh rapat antara satu daun dengan daun lainnya. Tekstur daun halus dengan panjang daun berkisar 5 cm dan permukaan daun yang mengkilap. Saat daun masih pucuk dan muda, daun akan berwarna merah. Kemudian warna daun akan berubah menjadi hijau saat daun semakin tua. Inilah alasan tanaman ini dikenal dengan nama pucuk merah. Tanaman ini akan selalu menghasilkan dua warna karena daun muda yang berwarna merah akan bermunculan sehingga warna tanaman menjadi hijau merah.
Indonesia menjadi salah satu negara tempat ideal bagi si pucuk merah karena tanaman ini sangat cocok hidup di daerah tropis. Diameter tanaman dapat mencapai 30 cm dengan tinggi mencapai 7 meter. Usia tanaman dapat mencapai puluhan tahun. Besarnya tanaman dapat membuat rumah Anda terlihat sejuk. Kerimbunan dan keunikan warna daun tanaman Pucuk Merah menjadikannya dipilih sebagai penghias rumah dan taman, baik milik pribadi ataupun tempat umum seperti perumahan,perkantoran,lapangan golf,lapangan olah raga, juga tempat rekreasi.
Berharap, sepanjang jalan utama wilayah RT 04/RW 22 Cimekar-Cileunyi akan indah seperti gambar di atas.
Penanaman dimulai di awal September 2016 dan masih terbatas di sepanjang jalur utama yang masuk wilayah RT 04/22 Cimekar.
Selain berfungsi sebagai penghias jalan, penahan longsor dan juga penyerapan air, penanaman pucuk merah ini dimaksudkan untuk menjadi identitas tersendiri ketika orang mencari wilayah RT 04/22 Cimekar maka akan mudah dijumpai dengan banyaknya Pucuk merah di sana.

Semoga………